Minggu, 12 Februari 2012

Bahagia Itu Indah


Bahagia Itu Indah
Peredaran obat-obat terlarang yang marak tak hanya di kalangan anak muda, bahkan pada usia-usia yang menapaki kedewasaan sangat menimbulkan keresahan. Kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan sekitar sembilan nyawa di Tugu Tani, hingga tertangkapnya seorang pilot sebuah maskapai penerbangan yang tengah menggunakan barang haram tersebut.

Berita yang tengah menjadi topik hangat, baik di media ataupun jejaring sosial ini, menimbulkan sebuah tanda tanya besar dalam benak saya. Apa yang menjadi motif di balik semua tindak kriminal itu? Stress? Mencari ketenangan dan kebahagiaan? Ataukah hanya sekedar bagian dari kehidupan sosialita?

Kalimat demi kalimat terurai dari dalam pikiran saya, sesulit itu kah mencari euphoria atau suasana yang dikatakan dengan bahagia? Serumit itu kah kehidupan sehingga segala cara dihalalkan demi mencapai ketenangan? Sebuah arti dari bahagia dan tenang telah bergeser perlahan.

Dunia hingar bingar dan perpaduan batas antara dunia nyata dan mimpi memang terasa menyenangkan, seperti terbang di atas awan. Namun, pernahkah terpikir bahwa semua euphoria itu hanya berlangsung selama beberapa saat? Dampak negatifnya, sebuah penderitaan yang mampu melumpuhkan otak bisa mendera hari-hari sang pengguna. Bukan lah kebahagiaan yang ia dapatkan, tetapi mimpi buruk.

Nilai sebuah bahagia dan berpikir positif itu relatif adanya. Tak hanya sekedar suasana sesaat dan bersenang-senang bersama. Bukankah kita tak mengenal dunia seperti itu di masa kanak-kanak? Setiap hari dihabiskan bersama keluarga, dengan pikiran yang masih polos dan dipenuhi khayalan tentang dongeng, cerita positif serta kasih sayang orang tua.

Tak ada salahnya bila ketika beranjak dewasa, kita mencari kebahagiaan dalam sisi positif pula. Berbincang pada Tuhan, menyayangi keluarga, serta mewujudkan kisah-kisah yang hanya ada di dalam dongeng dalam sebuah karya nyata. Melihat tempat-tempat baru, bertemu dengan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mendapatkan hasil setelah bekerja keras akan membuat nilai kebahagiaanmu lebih maksimal.

Cukup mudah bukan menapakinya? Bersyukur atas apa yang telah Tuhan anugrahkan dan selalu tersenyum menjadi kunci terakhir dalam sebuah kata bahagia. So, cheer up guys! This world is too beautiful to be ruined.

Warm Regards,

Candella Sardjito

Sumber : Photo source from www.psychointegrator.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar